Nusakambangan merupakan suatu pulau kecil yang terletak di sebelah selatan kabupaten Cilacap. Secara administratif terletak di kecamatan Cilacap Selatan yang dikelilingi oleh perairan laut lepas (Samudera Hindi). Nusakambangan merupakan nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia.
Masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap. Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhanSamudera di Cilacap ke pelabuhan sondong di Nusakambangan.Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan, namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Timus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup.
Masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap. Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhanSamudera di Cilacap ke pelabuhan sondong di Nusakambangan.Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan, namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Timus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup.
Pulau Nusakambangan mempunyai tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dan ekosistem pantai yang penting peranannya sebagai pengatur tata lingkungan, pencegah erosi serta merupakan habitat berbagai jenis fauna, antara lain macan kumbang (Panthera pardus), landak (Hystrix brachyura), trenggiling (Manis javanica), ular sanca (Python sp) serta berbagai jenis burung seperti rangkong (Buceros.sp).
Aspek penting Nusakambangan adalah nilai sejarah sebagai tempat tahanan para narapidana sejak zaman Belanda. Potensi menarik di Nusakambangan adalah panorama alam di Pantai Selatan, yaitu Pantai Permisan, adanya gua-gua dalam serta bangunan-bangunan tua bekas benteng pertahanan Portugis. Selain itu pantainya memiliki gelombang laut yang cukup potensial guna dikembangkan sebagai obyek wisataalamlaut.
Aspek penting Nusakambangan adalah nilai sejarah sebagai tempat tahanan para narapidana sejak zaman Belanda. Potensi menarik di Nusakambangan adalah panorama alam di Pantai Selatan, yaitu Pantai Permisan, adanya gua-gua dalam serta bangunan-bangunan tua bekas benteng pertahanan Portugis. Selain itu pantainya memiliki gelombang laut yang cukup potensial guna dikembangkan sebagai obyek wisataalamlaut.
Pada sektor pariwisata memiliki potensi wisata alam seperti pantai dan gua menonjol di Pulau Nusakambangan serta tidak ketinggalan wisata sejarah berupa benteng pengintaian,peninggalan zaman penjajahan.Nusakambangan memiliki 4 pantai yaitu Pasir Putih, Ranca Babakan, Karang Bolong dan Permisan, Deretan gua yang ada di pulau ini diberi nama Ratu, Putri, Bendung (Maria) dan Masigitsela. Keempat gua ini telah menjadi objek wisata umum sementara lima gua yang lain sampai sekarang belum bisa dinikmati keindahannya karena masalah transportasi.Sedangkan beberapa benteng yang ada yaitu Benteng Karang Bolong dan Benteng Klinger. Di hutan Nusakambangan kita juga masih bisa menemukan harimau, macan kumbang, ular, monyet dan pada daerah tertentu kadang juga ditemukan buaya.
Pulau Nusakambangan, yang berstatus sebagai cagar alam, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu pawlar yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dariKalimantan. Secara tradisional, penerus dinasti Mataram sering melakukan ritual di pulau ini. Nusa Kambangan juga tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan Wijayakusuma yang sejati.
Nusakambangan mempunyai luas 30.000 Ha. Di dalamnya terdapat 4 kawasan konservasi alam yang kecil, yaitu Cagar Alam (CA) Nusakambangan Barat (928 ha), CA Nusakambangan Timur (277 ha), CA Wijayakusuma (satu ha), dan CA Karangbolong (0,5 ha) yang telah ditetapkan statusnya sejak zaman Belanda.
Di sebelah utara pulau Nusakambangan terhampar Segara Anakan dengan rangkaian pulau-pulau kecil bersambung dengan daerah rawa dan hutan mangrove di pantai selatan Cilacap. Perairan Segara Anakan merupakan bagian Samudra Indonesia dengan muara-muara sungai dan hutan payau Cilacap dan Ciamis. Bersama dengan hutan Nusakambangan, Segara Anakan berikut daerah di sekitarnya merupakan satu kesatuan tata lingkungan yang tersusun atas unit-unit ekosistem pulau kecil dengan hutan dataran rendah di Nusakambangan, pesisir dan pantai, ekosistem laguna di Segara Anakan, rawa dengan mangrove, baik yang ada di pantai utara Nusakambangan, pantai selatan Cilacap dan pantai timur Ciamis.
Tata lingkungan ini mendapat pengaruh dari air laut Samudra Indonesia dan air tawar dari beberapa Daerah Aliran Sungai seperti Citanduy dari sebelah barat, Cibeureum dan lain-lain dari utara, dan Sungai Donan dekat Cilacap.
Di sebelah utara pulau Nusakambangan terhampar Segara Anakan dengan rangkaian pulau-pulau kecil bersambung dengan daerah rawa dan hutan mangrove di pantai selatan Cilacap. Perairan Segara Anakan merupakan bagian Samudra Indonesia dengan muara-muara sungai dan hutan payau Cilacap dan Ciamis. Bersama dengan hutan Nusakambangan, Segara Anakan berikut daerah di sekitarnya merupakan satu kesatuan tata lingkungan yang tersusun atas unit-unit ekosistem pulau kecil dengan hutan dataran rendah di Nusakambangan, pesisir dan pantai, ekosistem laguna di Segara Anakan, rawa dengan mangrove, baik yang ada di pantai utara Nusakambangan, pantai selatan Cilacap dan pantai timur Ciamis.
Tata lingkungan ini mendapat pengaruh dari air laut Samudra Indonesia dan air tawar dari beberapa Daerah Aliran Sungai seperti Citanduy dari sebelah barat, Cibeureum dan lain-lain dari utara, dan Sungai Donan dekat Cilacap.
Melihat keadaan wilayah Nusakambangan serta Segara Anakan dapat diketahui bahwa daerah tersebut memiliki keanekaragaman ekosistem dan kekayaan sumberdaya alam hayati yang amat tinggi. Karena itulah kawasan Nusakambangan, Segara Anakan dan daerah sekitarnya menjadi pusat perhatian para konservasionis, bukan saja di Indonesia melainkan juga dari seluruh dunia. Segara Anakan, Nusakambangan serta daerah sekitar dengan potensi sumber daya alam hayatinya seolah telah menjadi milik dunia yang terus- menerus mendapat sorotan.
Nusakambangan merupakan pulau yang salah satu penyusun batuannya adalah batu gamping.Melalui sistem celah rekahan proses pelarutan batu gamping berlangsung dan membentuk rongga – rongga kecil sampai sangat besar membentuk gua.Gua merupakan lingkungan yang unik karena gelap sepanjang masa terutama bagian dalamnya dan memiliki ornamen – ornamen yang sangat indah karena di bentuk dalam proses yang lama.Ekosistem dalam gua merupakan suatu mata rantai yang unik dan memiliki kekhasan dibandingkan yang lainnya.
Kawasan kapur di Nusakambangan mulai terkikis oleh aktivitas penambangan kapur Semen Cibinong. Ancaman lain yaitu aktivitas wisata di dalam gua yang relatif merusak, penangkapan kelelawar dan penambangan guano.Gua-gua yang ada mempunyai perkembangan yang berbeda-beda dengan ornamen yang bervariasi. Survai di 9 gua ditemukan sedikitnya 65 jenis Arthropoda. Dengan rincian 11 jenis troglobit dan 54 lainnya dalam katagori troglofil dan troglosen. Jenis-jenis troglobit masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut (Rahmadi dan Suhardjono 2003).
Akan tetapi, pulau ini masih menyisakan persoalan. Meskipun secara administratif berada dibawah kendali Kabupaten Cilacap, pengelolaannya masih berada di tangan Departemen Kehakiman. Karena itulah, pemerintah Kabupaten Cilacap dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupaya untuk bisa mengelola Nusakambangan sepenuhnya.Kabupaten Cilacap masih mempunyai beberapa lokasi wisata alam serta wisata budaya dan sejarah yang tidak kalah menariknya bagi wisatawan. Lokasi wisata alam itu seperti Pantai Teluk Penyu di Keca-matan Cilacap Selatan, Hutan Payau di Kecamatan Cilacap Utara, Gunung Selok dan Srandil di Kecamatan Adipala, Pan-tai Widarapayung di Kecamatan Binangun, Pantai Jetis di Kecamatan Nusawungu, dan juga Permandian Air Panas Cipari di Kecamatan Sidareja.Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menelusuri sejarah bisa menikmati keberadaan Benteng Pendem Cilacap. Benteng yang dikenal sebagai Kusbatterij Op De Lantong Te Tjilatjap ini merupakan markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun selama 18 tahun (1861-1879) dengan luas 6,5 hektar.Menjual potensi wisata Cilacap tidak mudah. Persoalannya adalah letak geografi daerah ini seperti berada di jalan buntu. Cilacap hanya mengenal satu jalan untuk ke masuk dan keluar.Tidak ada jalan tembus lain untuk bisa lewat sambil melirik keindahan alam di sini, yang kemudian menarik hati untuk singgah. (Sriyadi Adisumarta/ Litbang Kompas)
PERMASALAH : BAGAIMANA CARA KITA MENJAGA KELESTARIAN NUSA KAMBANGAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar