Selasa, 28 Februari 2012

Goa Jatijajar


Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung. 

Image of Goa Jatijajar
Tour Anda di Jawa Tengah akan kurang lengkap kalau belum berkunjung ke Kabupaten Kebumen. Pasalnya, kabupaten yang dikenal sebagai penghasil sarang burung Walet ini menyimpan banyak objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sebut saja misalnya, Taman Wisata Gua Jatijajar yang terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen. 

Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Gua Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada jaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.

Masuk ke dalam gua ini, bagaimanapun ada rasa deg-degan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.

Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut Sendang. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu Sendang Mawar, Kantil, Jombor danPuserbumi. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.

Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar. 

TRAVEL TIPS

Untuk sampai ke Taman Wisata Gua Jatijajar, tidaklah terlalu sulit. Apabila Anda naik kendaraan umum, ambillah jurusan Gombong-Jatijajar. Jika ingin menginap, di sekitar lokasi terdapat hotel melati dan homestay dengan tarif terjangkau. Sebagai pelengkap kunjungan Anda, ada baiknya mencicipi makanan khas daerah ini, yaitu Lanthing, yang banyak dijual di situ.

Sabtu, 18 Februari 2012

Gunung Slamet


Gunung Slamet (3.428 meter) adalah Gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa (Indonesia).Gunung Slamet berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncak Gunung Slamet yang semuanya aktif.
Di kaki Gunung Slamet ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Batu Raden atau batur Raden. Kawasan wisata ini dapat dicapai dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki gunung di Indonesia dan merupakan tujuan utama untuk anggota muda dalam melakukan pendakian wajib di ksmpa Titik Nol yang merupakan kelompok study yang beorganisasi di fakultas Saint dan Teknik Universitas Jendral Soedirman.
Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Sampai sekarang Gunung Slamet masih aktif dan sempat di katakan siaga pada awal 2011.

Jalur Pendakian Gunung Slamet
Jalur pendakian standar Gunung Slamet adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangteja, purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturaden , atau dari desa Gambuhan, desa Jurangmangu dan desa Gunungsari Kabupaten Pemalang.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki Gunung Slamet sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki Gunung Slamet harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.
Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Gunung Slamet di pandang dari kacamata geologi merupakan gunung stratovulcano yang terbentuk akibat pengaruh pergerakan tektonik lempeng antara lempeng indoaustralia dan lempeng eurasia. tumbukan antar lempeng mennyebabkan magma yang terbentuk lebih bersifat intermediet.


Mitos pendakian Gunung Slamet
Menurut cerita orang tua, Gunung Slamet adalah gunung yang sedikit berbeda dari gunung-gunung yang lainya di pulau Jawa. Gunung Slamet merupakan  gunung yang tidak biasa di daki dengan tujuan wisata /rekreasi, hobi  atau  sekedar ingin menaklukan Gunung. Pendakian puncak Gunung Slamet biasannya memiliki tujuan-tujuan khusus seperti spiritual, makanya pendaki-pendaki Gunung Slamet melengkapi syarat-syarat terlebih dahulu.


Syarat dan Pantangan Pendaki Gunung Slamet
Pendaki Gunung Slamet Harus Membawa Bunga , Kemenyan, dan harus ada Juru Kunci yang mengantar . Tetapi  jika pendaki gunung Slamet tidak diwajibkan membawa syarat-syarat tersebut, asalkan pendaki gunung slamet menjaga tingkah laku dalam pendakian, kalau tidak pendaki Gunung Slamet bisa mengalami kejadian kejadian mistis yang bisa membahayakan diri sendiri. 
Selain harus menjaga tingkah laku dan ucapanya, pendaki Gunung Slamet Juga tidak boleh memegang lutut, jika pendaki Gunung Slamet memegang lutut, Mitos yang beredar si Pendaki Gunung Slamet tidak akan mencapai puncak Gunung Slamet.
Hari-hari yang di larang untuk mendaki Gunung Slamet :  Minggu Legi, Slasa Legi, Setu Paing, Minggu Paing

Jumat, 10 Februari 2012

Pulau Nusakambangan

Nusakambangan merupakan suatu pulau kecil yang terletak di sebelah selatan kabupaten Cilacap. Secara administratif terletak di kecamatan Cilacap Selatan yang dikelilingi oleh perairan laut lepas (Samudera Hindi). Nusakambangan merupakan nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia.
Masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap. Untuk mencapai pulau ini orang harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhanSamudera di Cilacap ke pelabuhan sondong di Nusakambangan.Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan, namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Timus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger telah ditutup.
Pulau Nusakambangan mempunyai tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dan ekosistem pantai yang penting peranannya sebagai pengatur tata lingkungan, pencegah erosi serta merupakan habitat berbagai jenis fauna, antara lain macan kumbang (Panthera pardus), landak (Hystrix brachyura), trenggiling (Manis javanica), ular sanca (Python sp) serta berbagai jenis burung seperti rangkong (Buceros.sp).
Aspek penting Nusakambangan adalah nilai sejarah sebagai tempat tahanan para narapidana sejak zaman Belanda. Potensi menarik di Nusakambangan adalah panorama alam di Pantai Selatan, yaitu Pantai Permisan, adanya gua-gua dalam serta bangunan-bangunan tua bekas benteng pertahanan Portugis. Selain itu pantainya memiliki gelombang laut yang cukup potensial guna dikembangkan sebagai obyek wisataalamlaut.
Pada sektor pariwisata memiliki potensi wisata alam seperti pantai dan gua menonjol di Pulau Nusakambangan serta tidak ketinggalan wisata sejarah berupa benteng pengintaian,peninggalan zaman penjajahan.Nusakambangan memiliki 4 pantai yaitu Pasir Putih, Ranca Babakan, Karang Bolong dan Permisan, Deretan gua yang ada di pulau ini diberi nama Ratu, Putri, Bendung (Maria) dan Masigitsela. Keempat gua ini telah menjadi objek wisata umum sementara lima gua yang lain sampai sekarang belum bisa dinikmati keindahannya karena masalah transportasi.Sedangkan beberapa benteng yang ada yaitu Benteng Karang Bolong dan Benteng Klinger. Di hutan Nusakambangan kita juga masih bisa menemukan harimau, macan kumbang, ular, monyet dan pada daerah tertentu kadang juga ditemukan buaya.

Pulau Nusakambangan, yang berstatus sebagai cagar alam, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu pawlar yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan, mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dariKalimantan. Secara tradisional, penerus dinasti Mataram sering melakukan ritual di pulau ini. Nusa Kambangan juga tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan Wijayakusuma yang sejati.
Nusakambangan mempunyai luas 30.000 Ha. Di dalamnya terdapat 4 kawasan konservasi alam yang kecil, yaitu Cagar Alam (CA) Nusakambangan Barat (928 ha), CA Nusakambangan Timur (277 ha), CA Wijayakusuma (satu ha), dan CA Karangbolong (0,5 ha) yang telah ditetapkan statusnya sejak zaman Belanda.
Di sebelah utara pulau Nusakambangan terhampar Segara Anakan dengan rangkaian pulau-pulau kecil bersambung dengan daerah rawa dan hutan mangrove di pantai selatan Cilacap. Perairan Segara Anakan merupakan bagian Samudra Indonesia dengan muara-muara sungai dan hutan payau Cilacap dan Ciamis. Bersama dengan hutan Nusakambangan, Segara Anakan berikut daerah di sekitarnya merupakan satu kesatuan tata lingkungan yang tersusun atas unit-unit ekosistem pulau kecil dengan hutan dataran rendah di Nusakambangan, pesisir dan pantai, ekosistem laguna di Segara Anakan, rawa dengan mangrove, baik yang ada di pantai utara Nusakambangan, pantai selatan Cilacap dan pantai timur Ciamis.
Tata lingkungan ini mendapat pengaruh dari air laut Samudra Indonesia dan air tawar dari beberapa Daerah Aliran Sungai seperti Citanduy dari sebelah barat, Cibeureum dan lain-lain dari utara, dan Sungai Donan dekat Cilacap.


         Melihat keadaan wilayah Nusakambangan serta Segara Anakan dapat diketahui bahwa daerah tersebut memiliki keanekaragaman ekosistem dan kekayaan sumberdaya alam hayati yang amat tinggi. Karena itulah kawasan Nusakambangan, Segara Anakan dan daerah sekitarnya menjadi pusat perhatian para konservasionis, bukan saja di Indonesia melainkan juga dari seluruh dunia. Segara Anakan, Nusakambangan serta daerah sekitar dengan potensi sumber daya alam hayatinya seolah telah menjadi milik dunia yang terus- menerus mendapat sorotan.
Nusakambangan merupakan pulau yang salah satu penyusun batuannya adalah batu gamping.Melalui sistem celah rekahan proses pelarutan batu gamping berlangsung dan membentuk rongga – rongga kecil sampai sangat besar membentuk gua.Gua merupakan lingkungan yang unik karena gelap sepanjang masa terutama bagian dalamnya dan memiliki ornamen – ornamen yang sangat indah karena di bentuk dalam proses yang lama.Ekosistem dalam gua merupakan suatu mata rantai yang unik dan memiliki kekhasan dibandingkan yang lainnya.

Kawasan kapur di Nusakambangan mulai terkikis oleh aktivitas penambangan kapur Semen Cibinong. Ancaman lain yaitu aktivitas wisata di dalam gua yang relatif merusak, penangkapan kelelawar dan penambangan guano.Gua-gua yang ada mempunyai perkembangan yang berbeda-beda dengan ornamen yang bervariasi. Survai di 9 gua ditemukan sedikitnya 65 jenis Arthropoda. Dengan rincian 11 jenis troglobit dan 54 lainnya dalam katagori troglofil dan troglosen. Jenis-jenis troglobit masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut (Rahmadi dan Suhardjono 2003).
Akan tetapi, pulau ini masih menyisakan persoalan. Meskipun secara administratif berada dibawah kendali Kabupaten Cilacap, pengelolaannya masih berada di tangan Departemen Kehakiman. Karena itulah, pemerintah Kabupaten Cilacap dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupaya untuk bisa mengelola Nusakambangan sepenuhnya.Kabupaten Cilacap masih mempunyai beberapa lokasi wisata alam serta wisata budaya dan sejarah yang tidak kalah menariknya bagi wisatawan. Lokasi wisata alam itu seperti Pantai Teluk Penyu di Keca-matan Cilacap Selatan, Hutan Payau di Kecamatan Cilacap Utara, Gunung Selok dan Srandil di Kecamatan Adipala, Pan-tai Widarapayung di Kecamatan Binangun, Pantai Jetis di Kecamatan Nusawungu, dan juga Permandian Air Panas Cipari di Kecamatan Sidareja.Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menelusuri sejarah bisa menikmati keberadaan Benteng Pendem Cilacap. Benteng yang dikenal sebagai Kusbatterij Op De Lantong Te Tjilatjap ini merupakan markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun selama 18 tahun (1861-1879) dengan luas 6,5 hektar.Menjual potensi wisata Cilacap tidak mudah. Persoalannya adalah letak geografi daerah ini seperti berada di jalan buntu. Cilacap hanya mengenal satu jalan untuk ke masuk dan keluar.Tidak ada jalan tembus lain untuk bisa lewat sambil melirik keindahan alam di sini, yang kemudian menarik hati untuk singgah. (Sriyadi Adisumarta/ Litbang Kompas)
       PERMASALAH : BAGAIMANA  CARA KITA  MENJAGA KELESTARIAN NUSA KAMBANGAN.

Sabtu, 04 Februari 2012

Panjat Tebing / Rock Climbing

Sejarah panjat tebing.

      Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang  burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.

DEFINISI PANJAT TEBING

         Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45°  dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).

Sistem pemanjatan dibagi menjadi dua :


1.    Himalayan system
       Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jalur suplai peralatan ataupun yang lainnya.

2.    Alpen system
      Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.

Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan, panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar:


1.    Artificial climbing
      Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.

2.    Free climbing
       Adalah pemanjatan yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi  gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sedangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
- Top rope   pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya.
- Solo           pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai  Leader,   Cleaner ,dan Belayer.

Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a.   Solo artificial climbing
b.   Solo free climbing