Gunung Slamet (3.428 meter) adalah Gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa (Indonesia).Gunung Slamet berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncak Gunung Slamet yang semuanya aktif.
Di kaki Gunung Slamet ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Batu Raden atau batur Raden. Kawasan wisata ini dapat dicapai dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki gunung di Indonesia dan merupakan tujuan utama untuk anggota muda dalam melakukan pendakian wajib di ksmpa Titik Nol yang merupakan kelompok study yang beorganisasi di fakultas Saint dan Teknik Universitas Jendral Soedirman.
Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Sampai sekarang Gunung Slamet masih aktif dan sempat di katakan siaga pada awal 2011.
Jalur Pendakian Gunung Slamet
Jalur pendakian standar Gunung Slamet adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangteja, purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturaden , atau dari desa Gambuhan, desa Jurangmangu dan desa Gunungsari Kabupaten Pemalang.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki Gunung Slamet sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki Gunung Slamet harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos v.
Selain rute bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Gunung Slamet di pandang dari kacamata geologi merupakan gunung stratovulcano yang terbentuk akibat pengaruh pergerakan tektonik lempeng antara lempeng indoaustralia dan lempeng eurasia. tumbukan antar lempeng mennyebabkan magma yang terbentuk lebih bersifat intermediet.
Mitos pendakian Gunung Slamet
Menurut cerita orang tua, Gunung Slamet adalah gunung yang sedikit berbeda dari gunung-gunung yang lainya di pulau Jawa. Gunung Slamet merupakan gunung yang tidak biasa di daki dengan tujuan wisata /rekreasi, hobi atau sekedar ingin menaklukan Gunung. Pendakian puncak Gunung Slamet biasannya memiliki tujuan-tujuan khusus seperti spiritual, makanya pendaki-pendaki Gunung Slamet melengkapi syarat-syarat terlebih dahulu.
Syarat dan Pantangan Pendaki Gunung Slamet
Pendaki Gunung Slamet Harus Membawa Bunga , Kemenyan, dan harus ada Juru Kunci yang mengantar . Tetapi jika pendaki gunung Slamet tidak diwajibkan membawa syarat-syarat tersebut, asalkan pendaki gunung slamet menjaga tingkah laku dalam pendakian, kalau tidak pendaki Gunung Slamet bisa mengalami kejadian kejadian mistis yang bisa membahayakan diri sendiri.
Selain harus menjaga tingkah laku dan ucapanya, pendaki Gunung Slamet Juga tidak boleh memegang lutut, jika pendaki Gunung Slamet memegang lutut, Mitos yang beredar si Pendaki Gunung Slamet tidak akan mencapai puncak Gunung Slamet.
Hari-hari yang di larang untuk mendaki Gunung Slamet : Minggu Legi, Slasa Legi, Setu Paing, Minggu Paing