Sindoro dan Sumbing merupakan
dua Gunung yang letaknya berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi
yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dari permukaan
laut (dpl), sedikit lebih tinggi daripada Sindoro (3.155 m dpl).
Jika
dipetakan, Sumbing berada disebelah barat daya kota Temanggung dan
sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro disebelah barat laut
Temanggung danTimur laut Wonosobo. Masyarakat dikedua daerah itu
menyebut Sindoro-Sumbing sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan
potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola
secara maksimal.
Selain panorama alam nan indah, dengan udara sejuk
dan segar, daerah-daerah dilereng Sumbing-Sindoro potensial dikembangkan
sebagai kawasan agro wisata, terutama perkebunan kelengkeng, tembakau,
vanila, dan kopi. Kondisi alamnya hampir sama dengan kawasan Gunung Mas,
puncak, Bogor.
Gunung yang dipenuhi legenda tentang kesetiaan
pasangan dan epos kepahlawanan itu sudah tidak asing lagi bagi para
pendaki. Banyak kelompok pecinta alam yang mendaki puncak Sumbing dan
Sindoro, terutama pada hari-hari tertentu yang sudah menjadi tradisi.
Dengan
berbagai kelebihannya, dinas perhubungan dan pariwisata kabupaten
Temanggung berusaha terus menggali potensi-potensi wisata, sambil
membenahi sarana-prasarana pendukung dikawasan ini.
Sektor
pariwisata, terutama yang berbasis wisata Gunung, bisa dijadikan salah
satu primadona unggulan dalam membangun ekonomi kerakyatan di daerah
ini. Dinas perhubungan dan Pariwisata berniat mengembangkan kawasan
Sindoro dan Sumbing sebagai kawasan wisata terpadu. Terutama dilembah
antara Sindoro-Sumbing, dan bagian puncak. Misal dengan menyediakan
fasilitas kereta gantung yang menghubungkan kedua gunung itu.
Salah
satu kawasan yang diapit lembah Sindoro-Sumbing adalah Kledung, yang
dilewati pengguna jalan di jalur Parakan-Wonosobo. Banyak pengguna jalan
yang beristirahat di tempat ini, sekedar melihat keindahan panorama
alam disekelilingnya yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran. Banyak hal
yang bisa dijumpai dilembah gunung itu. Selain keindahan alam, lembah
Sindoro-Sumbing juga menawarkan kehangatan dan senyum ramah penduduknya.
Terlebih lagi tatkala melihat aktivitas mereka saat musim tambakau
tiba.
Panorama alam yang indah dan udara sejuk-segar kini menjadi
barang langka diperkotaan, itu sebabnya, mereka sering memanfaatkan hari
libur ke objek wisata alam sebagaimana banyak tersedia dikabupaten
Temanggung.
Letaknya yang dekat dengan Dataran Tinggi Dieng membuat
wisata pendakian Gunung Sumbing dan SIndoro bisa dipromosikan lebih
dasyat lagi, misalnya dengan mengundang sebagian wisatawan yang datang
ke Dieng untuk berkunjung pulang keTemanggung. Pemerintah kabupaten dan
masyarakat Temanggung pun siap memanfaatkan peluang emas ini, demi
kesejahteraan masyarakat.
WISATA PENDAKIAN
SALAH
satu kegiatan yang sudah berjalan dikawasan Gunung ini adalah wisata
pegunungan. Pendakian Sindoro-Sumbing biasanya dimulai dari kledung,
yang terletak diantara kedua Gunung. Ditempat ini, para pendaki juga bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam.
Jalur
pendakian yang menantang, ritual setiap malam 1 sura (1 muharam) dan
malem selikuran (21 Ramadhan), hamparan perkebunan teh, aneka ladang
sayur, deretan pohon pinus, dan jalur berliku-liku dilembah kedua gunung
itu membuat banyak orang ingin mengunjungi tempat tersebut
GUNUNG SUMBING
Perjalanan
wisata ke Gunung Sumbing akan melewati desa wisata Tegalrejo yang juga
dekat dengan pemancingan Vale Kambang dan prasasti Gondosuli. Tanah
sekitar gunung sangat subur, sehingga hampir seluruh daerah yang landai
sampai ketinggian 2.000 m dpl dijadikan areal perkebunan rakyat seperti
tembakau dan sayuran.
Pendakian gunung sumbing bisa dilakukan kapan
saja. Tetapi puncak keramaian terjadi pada malem selikuran. Ribuan
pendaki, yang dipandu para pecinta alam yang berpengalaman dari sumbing
Hiking Club (SHC) Temanggung, serta dipantau para petugas terpadu
diposko-posko terdekat, mengawali ritualnya dari desa pager gunung,
kecamatan Bulu.
Untuk pendakian diluar tradisi malem selikuran,
perjalanan bisa dilakukan tanpa harus dipandu petugas. Para pendaki
umumnya start dari desa/kecamatan kledung (arah barat laut), atau
kampung butuh dan selogowok dikecamatan tlogo mulyo (timur laut).
Bahkan,
gunung sumbing juga bisa didaki dari kawasan diluar kabupaten
Temanggung. Yaitu arah barat laut dari kampung garung (1.543 m dpl) di
desa Butuh, kecamatan Kalijajar (Wonosobo), arah tenggara dari Kalegan
(Kabupaten Magelang), dan arah Barat daya dari sapurun (Wonosobo).
Apabila
cuaca bagus, pendakian ke puncak menempuh waktu sekitar lima jam.
Sebagian dari mereka berziarah kemakam Ki Ageng Makukuhan di Puncak
Sumbing. Ki Ageng Makukuhan diyakini sebagai orang pertama yang singgah
di Kedu dan memperkenalkan tanaman tembakau.
Ada beberapa pos yang
harus dilalui dari base camp hingga kepuncak, yaitu pos I (1.750 m dpl),
pos II (2.000 m dpl),pos bayangan (2.500 m dpl), dan bagian puncak
(2.850-3.340 m dpl).
GUNUNG SUMBING
Nama : Gunung Sumbing
Nama Kawah : Kawah Sumbing
Lokasi : Desa Pager Gunung, Kecamatan Tjepit, Kabupaten Temanggung
Ketinggian : 3. 340 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, Magelang, Wonosobo dan Purworejo.
Kota Terdekat : Temanggung (Timur laut), Parakan (Utara), Wonosobo (Barat), dan Magelang (Tenggara).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
Pos Pengamatan : Desa Genting Sari, Parakan-Temanggung pada Ketinggian 950 m dpl.
Dipos
I (hutan rapat) terdapat shelter dan lahan bivak. Sedangkan pos II
(Wilayah Terbuka) didominasi padang rumput dan ilalang. Udara dipuncak
cukup panas, angin kencang, dan cuaca cerah, dengan suhu dibawah 12
derajat Celciuse. Puncak terdiri atas batu-batuan, lapangan berpasir,
kawah, dan belerang.
GUNUNG SINDORO
Setiap
malam 1 sura, ribuan pecinta alam melakukan pendakian Sindoro. Gunung
berketinggian 3.151 m itu juga memiliki beberapa keindahan alam,
misalnya Telaga Ajaib dan bunga Abadi edelwis di puncak gunung. Para
pendaki juga bisa melihat panorama terbit dan tenggelamnya matahari.
Sebagaimana
Sumbing, Sindoro cocok untuk melakukan kegiatan wisata alam dan
petualangan. Pendakian dilakukan melalui Desa Katekan, Kecamatan
Ngadirejo, Temanggung. Selain panorama alam yang indah, pendaki bisa
melihat para aktivitas petani di kebun.
GUNUNG SINDORO
Nama : Gunung Sindoro
Nama Kawah : Kawah Sindoro
Lokasi : Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
Ketinggian : 3.155 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Kota Terdekat : Temanggung (Tenggara), Parakan (Timur), Wonosobo (Barat).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
PUNCAK WONOTIRTO
Di
Lereng Gunung Sumbing, di sebuah desa di Kecamatan Bulu, ada kawasan
wisata yang cukup digemari, yaitu Puncak Wonotirto. Sepanjang jalan
menuju lokasi, wisatawan bisa memandang hutan pinus dari kejauhan dan
hamparan tanaman tembakau. Para penggemar wisata pegunungan tentu sangat
menyukai suasana seperti ini.
Dari kawasan puncak, kita bisa
memandang lepas ke berbagai penjuru. Termasuk pada ujung Gunung Sumbing
dan Gunung Sindoro. Hal itu dimungkinkan karena Puncak Wonotirto berada
di ketinggian 1.900-2.000 m dpl.
Untuk menuju lokasi lereng,
wisatawan dapat menggunakan sepeda motor atau mobil. Tetapi sekitar 3 km
sebelum puncak, perjalanan harus dilanjutkan dengan jalan kaki.
Pemerintah Kabupaten Temanggung sudah menanami 16.000 ha lahan kritis
dikawasan ini, dengan aneka komoditas pertanian.
MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALA
Pohon
walitis di kawasan huitan Rasamala merupakan pohon terbesar di lereng
Sumbing dan Sindoro. Hutan ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan
Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30 meter, dengan lingkar batang 7,5
meter. Untuk memeluk batangnya saja diperlukan enam orang dewasa yang
saling tautan sambil merentangkan kedua tangannya.
Menurut
masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang
pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah.
Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara
pegunungan yang segar dan alami.
Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun
tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal
sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak
mempan oleh api.
Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan
lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama
sekali tidak terjamah api.
Untuk menjangkau rumpun pepohonan
Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki
melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon
walitis.