Sindoro dan Sumbing merupakan
dua Gunung yang letaknya berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi
yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dari permukaan
laut (dpl), sedikit lebih tinggi daripada Sindoro (3.155 m dpl).
Jika
dipetakan, Sumbing berada disebelah barat daya kota Temanggung dan
sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro disebelah barat laut
Temanggung danTimur laut Wonosobo. Masyarakat dikedua daerah itu
menyebut Sindoro-Sumbing sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan
potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola
secara maksimal.
Selain panorama alam nan indah, dengan udara sejuk
dan segar, daerah-daerah dilereng Sumbing-Sindoro potensial dikembangkan
sebagai kawasan agro wisata, terutama perkebunan kelengkeng, tembakau,
vanila, dan kopi. Kondisi alamnya hampir sama dengan kawasan Gunung Mas,
puncak, Bogor.
Gunung yang dipenuhi legenda tentang kesetiaan
pasangan dan epos kepahlawanan itu sudah tidak asing lagi bagi para
pendaki. Banyak kelompok pecinta alam yang mendaki puncak Sumbing dan
Sindoro, terutama pada hari-hari tertentu yang sudah menjadi tradisi.
Dengan
berbagai kelebihannya, dinas perhubungan dan pariwisata kabupaten
Temanggung berusaha terus menggali potensi-potensi wisata, sambil
membenahi sarana-prasarana pendukung dikawasan ini.
Sektor
pariwisata, terutama yang berbasis wisata Gunung, bisa dijadikan salah
satu primadona unggulan dalam membangun ekonomi kerakyatan di daerah
ini. Dinas perhubungan dan Pariwisata berniat mengembangkan kawasan
Sindoro dan Sumbing sebagai kawasan wisata terpadu. Terutama dilembah
antara Sindoro-Sumbing, dan bagian puncak. Misal dengan menyediakan
fasilitas kereta gantung yang menghubungkan kedua gunung itu.
Salah
satu kawasan yang diapit lembah Sindoro-Sumbing adalah Kledung, yang
dilewati pengguna jalan di jalur Parakan-Wonosobo. Banyak pengguna jalan
yang beristirahat di tempat ini, sekedar melihat keindahan panorama
alam disekelilingnya yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran. Banyak hal
yang bisa dijumpai dilembah gunung itu. Selain keindahan alam, lembah
Sindoro-Sumbing juga menawarkan kehangatan dan senyum ramah penduduknya.
Terlebih lagi tatkala melihat aktivitas mereka saat musim tambakau
tiba.
Panorama alam yang indah dan udara sejuk-segar kini menjadi
barang langka diperkotaan, itu sebabnya, mereka sering memanfaatkan hari
libur ke objek wisata alam sebagaimana banyak tersedia dikabupaten
Temanggung.
Letaknya yang dekat dengan Dataran Tinggi Dieng membuat
wisata pendakian Gunung Sumbing dan SIndoro bisa dipromosikan lebih
dasyat lagi, misalnya dengan mengundang sebagian wisatawan yang datang
ke Dieng untuk berkunjung pulang keTemanggung. Pemerintah kabupaten dan
masyarakat Temanggung pun siap memanfaatkan peluang emas ini, demi
kesejahteraan masyarakat.
WISATA PENDAKIAN
SALAH
satu kegiatan yang sudah berjalan dikawasan Gunung ini adalah wisata
pegunungan. Pendakian Sindoro-Sumbing biasanya dimulai dari kledung,
yang terletak diantara kedua Gunung. Ditempat ini, para pendaki juga bisa menyaksikan matahari terbit dan terbenam.
Jalur
pendakian yang menantang, ritual setiap malam 1 sura (1 muharam) dan
malem selikuran (21 Ramadhan), hamparan perkebunan teh, aneka ladang
sayur, deretan pohon pinus, dan jalur berliku-liku dilembah kedua gunung
itu membuat banyak orang ingin mengunjungi tempat tersebut
GUNUNG SUMBING
Perjalanan
wisata ke Gunung Sumbing akan melewati desa wisata Tegalrejo yang juga
dekat dengan pemancingan Vale Kambang dan prasasti Gondosuli. Tanah
sekitar gunung sangat subur, sehingga hampir seluruh daerah yang landai
sampai ketinggian 2.000 m dpl dijadikan areal perkebunan rakyat seperti
tembakau dan sayuran.
Pendakian gunung sumbing bisa dilakukan kapan
saja. Tetapi puncak keramaian terjadi pada malem selikuran. Ribuan
pendaki, yang dipandu para pecinta alam yang berpengalaman dari sumbing
Hiking Club (SHC) Temanggung, serta dipantau para petugas terpadu
diposko-posko terdekat, mengawali ritualnya dari desa pager gunung,
kecamatan Bulu.
Untuk pendakian diluar tradisi malem selikuran,
perjalanan bisa dilakukan tanpa harus dipandu petugas. Para pendaki
umumnya start dari desa/kecamatan kledung (arah barat laut), atau
kampung butuh dan selogowok dikecamatan tlogo mulyo (timur laut).
Bahkan,
gunung sumbing juga bisa didaki dari kawasan diluar kabupaten
Temanggung. Yaitu arah barat laut dari kampung garung (1.543 m dpl) di
desa Butuh, kecamatan Kalijajar (Wonosobo), arah tenggara dari Kalegan
(Kabupaten Magelang), dan arah Barat daya dari sapurun (Wonosobo).
Apabila
cuaca bagus, pendakian ke puncak menempuh waktu sekitar lima jam.
Sebagian dari mereka berziarah kemakam Ki Ageng Makukuhan di Puncak
Sumbing. Ki Ageng Makukuhan diyakini sebagai orang pertama yang singgah
di Kedu dan memperkenalkan tanaman tembakau.
Ada beberapa pos yang
harus dilalui dari base camp hingga kepuncak, yaitu pos I (1.750 m dpl),
pos II (2.000 m dpl),pos bayangan (2.500 m dpl), dan bagian puncak
(2.850-3.340 m dpl).
GUNUNG SUMBING
Nama : Gunung Sumbing
Nama Kawah : Kawah Sumbing
Lokasi : Desa Pager Gunung, Kecamatan Tjepit, Kabupaten Temanggung
Ketinggian : 3. 340 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, Magelang, Wonosobo dan Purworejo.
Kota Terdekat : Temanggung (Timur laut), Parakan (Utara), Wonosobo (Barat), dan Magelang (Tenggara).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
Pos Pengamatan : Desa Genting Sari, Parakan-Temanggung pada Ketinggian 950 m dpl.
Dipos
I (hutan rapat) terdapat shelter dan lahan bivak. Sedangkan pos II
(Wilayah Terbuka) didominasi padang rumput dan ilalang. Udara dipuncak
cukup panas, angin kencang, dan cuaca cerah, dengan suhu dibawah 12
derajat Celciuse. Puncak terdiri atas batu-batuan, lapangan berpasir,
kawah, dan belerang.
GUNUNG SINDORO
Setiap
malam 1 sura, ribuan pecinta alam melakukan pendakian Sindoro. Gunung
berketinggian 3.151 m itu juga memiliki beberapa keindahan alam,
misalnya Telaga Ajaib dan bunga Abadi edelwis di puncak gunung. Para
pendaki juga bisa melihat panorama terbit dan tenggelamnya matahari.
Sebagaimana
Sumbing, Sindoro cocok untuk melakukan kegiatan wisata alam dan
petualangan. Pendakian dilakukan melalui Desa Katekan, Kecamatan
Ngadirejo, Temanggung. Selain panorama alam yang indah, pendaki bisa
melihat para aktivitas petani di kebun.
GUNUNG SINDORO
Nama : Gunung Sindoro
Nama Kawah : Kawah Sindoro
Lokasi : Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
Ketinggian : 3.155 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Kota Terdekat : Temanggung (Tenggara), Parakan (Timur), Wonosobo (Barat).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
PUNCAK WONOTIRTO
Di
Lereng Gunung Sumbing, di sebuah desa di Kecamatan Bulu, ada kawasan
wisata yang cukup digemari, yaitu Puncak Wonotirto. Sepanjang jalan
menuju lokasi, wisatawan bisa memandang hutan pinus dari kejauhan dan
hamparan tanaman tembakau. Para penggemar wisata pegunungan tentu sangat
menyukai suasana seperti ini.
Dari kawasan puncak, kita bisa
memandang lepas ke berbagai penjuru. Termasuk pada ujung Gunung Sumbing
dan Gunung Sindoro. Hal itu dimungkinkan karena Puncak Wonotirto berada
di ketinggian 1.900-2.000 m dpl.
Untuk menuju lokasi lereng,
wisatawan dapat menggunakan sepeda motor atau mobil. Tetapi sekitar 3 km
sebelum puncak, perjalanan harus dilanjutkan dengan jalan kaki.
Pemerintah Kabupaten Temanggung sudah menanami 16.000 ha lahan kritis
dikawasan ini, dengan aneka komoditas pertanian.
MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALA
Pohon
walitis di kawasan huitan Rasamala merupakan pohon terbesar di lereng
Sumbing dan Sindoro. Hutan ini terletak di Desa Jetis, Kecamatan
Selopampang, Tinggi pohon mencapai 30 meter, dengan lingkar batang 7,5
meter. Untuk memeluk batangnya saja diperlukan enam orang dewasa yang
saling tautan sambil merentangkan kedua tangannya.
Menurut
masyarakat sekitar, pohon ini berasal dari tongkat salah seorang
pengikut wali, yaitu Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan di tanah.
Kawasan Walitis memiliki pemandangan alam yang indah dan udara
pegunungan yang segar dan alami.
Di Kawasan ini juga tumbuh rumpun
tumbuhan bernama Rasamala. Karena itulah, kawasan tersebut dikenal
sebagai hutan Rasamala. Keistimewaan tanaman dan hutan ini adalah tidak
mempan oleh api.
Ketika terjadi kebakaran hutan di sebagian kawasan
lereng Sumbing dan Sindoro beberapa waktu lalu, hutan Rasamala sama
sekali tidak terjamah api.
Untuk menjangkau rumpun pepohonan
Rasamala yang luasnya mencapai 1,5 hektar, para wisatawan harus mendaki
melalui jalan setapak. Jarak pendakian ini sekitar 1,5 km dari pohon
walitis.
KSMPA Titik Nol
Organisasi yang bergerak di bidang pecinta alam, yang berada di Fakultas Teknik Universitas Jendral Soedirman Purbalingga Jawa Tengah
Rabu, 03 Oktober 2012
Kamis, 13 September 2012
Gunung Merbabu
Gunung Merbabu
Gunung merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur, Propinsi Jawa Tengah.
Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.
Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Jalur Pendakian
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan tumbuhan runjung, yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau survival), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.
Kopeng Thekelan
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama Budha sehingga akan kita temui beberapa Vihara di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gn. Merbabu. Pada bulan Sapar penduduk Selo (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.
Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Disepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gn.Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.
Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk. Sambutan yang sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gn.Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa jawa ucapkan saja terima kasih.
Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan Boyolali-Magelang, bila ingin ke yogya ambil jurusan Magelang, dan bila hendak ke Semarang atau Solo ambil jurusan Boyolali.
Jalur Wekas
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang ( Steve, Sigit, Bowo, Hari, Bayu) pertengahan Maret 2005 melakukan pendakian Gunung Merbabu melalui Jalur Wekas. Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.
Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota Magelang, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.
Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai di bawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gn. Merbabu.
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Jalur Kopeng Cunthel
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang (Maulana, Steve, Iwi, Ardy, Sigit) pertengahan September 2004 melakukan pendakian Gunung Merbabu berangkat melalui jalur Kopeng - Cunthel, dan turun mengambil jalur Kopeng Thekelan.
Untuk menuju ke desa Cuntel dapat ditempuh dari kota Salatiga menggunakan mini bus jurusan Salatiga Magelang turun di areal wisata Kopeng, tepatnya di Bumi perkemahan Umbul Songo. Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menyusuri Jalan setapak berbatu yang agak lebar sejauh 2,5 km, di sebelah kiri adalah Bumi Perkemahan Umbul Songo. Setelah melewati Umbul Songo berbelok ke arah kiri, di sebelah kiri adalah hutan pinus setelah berjalan kira-kira 500 meter di sebelah kiri ada jalan setapak ke arah hutan pinus, jalur ini menuju ke desa Thekelan.
Untuk menuju ke Desa Cuntel berjalan terus mengikuti jalan berbatu hingga ujung. Banyak tanda penunjuk arah baik di sekitar desa maupun di jalur pendakian. Di Basecamp Desa Cuntel yang berada di tengah perkampungan ini, pendaki dapat beristirahat dan mengisi persediaan air. Pendaki juga dapat membeli berbagai barang-barang kenangan berupa stiker maupun kaos.
Setelah meninggalkan perkampungan, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi perkebunan penduduk. Jalur sudah mulai menanjak mendaki perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon pinus. Jalan setapak berupa tanah kering yang berdebu terutama di musim kemarau, sehingga mengganggu mata dan pernapasan. Untuk itu sebaiknya pendaki menggunakan masker pelindung dan kacamata.
Setelah berjalan sekitar 30 menit dengan menyusuri bukit yang berliku-liku pendaki akan sampai di pos Bayangan I. Di tempat ini pendaki dapat berteduh dari sengatan matahari maupun air hujan. Dengan melintasi jalur yang masih serupa yakni menyusuri jalan berdebu yang diselingi dengan pohon-pohon pinus, sekitar 30 menit akan sampai di Pos Bayangan II. Di pos ini juga terdapat banguanan beratap untuk beristirahat.
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gn.Sumbing dan Gn.Sundoro, tampak Gn.Ungaran di belakang Gn. Telomoyo.
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gn. Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Jumat, 31 Agustus 2012
Gunung Lawu
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak
aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di
lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air
(fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling
dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai
tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan.
Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa
akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.
Senin, 06 Agustus 2012
Etika dan Kewajiban Penelusuran Gua
Menelusur gua dapat dikerjakan untuk olah raga maupun untuk tujuan ilmiah. Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggiETIKA dan KEWAJIBAN kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi gua-gua.
Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi ETIKA dan KEWAJIBAN PENELUSURAN GUA.
ETIKA PENELUSUR GUA
1. Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua DAPAT merusak gua, karena membawa kuman, jamur dan virus asing kedalam gua yang lingkungannya masih murni, tidak tercemar. Penelusran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, kantong plastik, botol atau kaleng minuman dan makanan di dalam gua.
Membuang benda-benda tersebut adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang mencoret-coret gua dengan benda apapun juga.
Membuang benda-benda tersebut adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang mencoret-coret gua dengan benda apapun juga.
Karenanya ikutilah MOTTO NSS dari USA:
“ Jangan MENGAMBIL sesuatu…….Kecuali mengambil POTRET”
“ Jangan MENINGGALKAN sesuatu…..Kecuali meninggalkan JEJAK”
Jumat, 20 Juli 2012
Gunung Rinjani
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Topografi
Gunung Rinjani |
Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut. Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004. Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.
Pendakian
Gunung Rinjani Terletak di pulau Lombok, Untuk menuju Gunung Rinjani, anda dapat menggunakan bus langsung Jakarta-Mataram, setelah sampai di mataram anda menuju ke desa sembalun atau bisa juga ke desa senaru menggunakan kendaraan setempat.atau menggunakan penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan Denpasar menuju ke bandara selaparang mataram - Lombok.
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di senaru, karena bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.m more info www.info2lombok.com
Kamis, 05 Juli 2012
Gunung Ciremai
Gunung Ciremai |
Gunung Ciremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Gunung ini terletak berjauhan dari gunung tinggi lainnya. Mempunyai ketinggian 3.078 Mdpl, merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung Ciremai ada
yang menyebut cerme, ada yang seringkali menamakan “Ceremai”)
secara
administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa
Barat. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m
terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar
2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang
dinamakan Gowa Walet.
Vegetasi di Gunung Ciremai
Hutan-hutan yang masih alami di Gunung Ciremai tinggal lagi di bagian atas. Di sebelah bawah, terutama di wilayah yang pada masa lalu dikelola sebagai kawasan hutan produksi Perum Perhutani, hutan-hutan ini telah diubah menjadi hutan pinus (Pinus merkusii), atau semak belukar, yang terbentuk akibat kebakaran berulang-ulang dan penggembalaan.Sebagaimana lazimnya di pegunungan di Jawa, semakin seseorang mendaki ke atas di Gunung Ciremai ini dijumpai berturut-turut tipe-tipe hutan pegunungan bawah (submontane forest), hutan pegunungan atas (montane forest) dan hutan subalpin (subalpine forest), dan kemudian wilayah-wilayah terbuka tak berpohon di sekitar puncak dan kawah.
Satwa di Ciremai
Bangkong bertanduk (Megophrys montana), Percil Jawa (Microhyla achatina), Katak-pohon Emas (Philautus aurifasciatus), Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus), Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica), Tenggiling (Manis javanica), Tupai kekes (Tupaia javanica), Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis), Macan Tutul (Panthera pardus), Kancil (Tragulus javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak), Landak Jawa (Hystrix javanica).Jalur Pendakian Linggarjati
Untuk menuju puncak Ciremei terdapat 3 jalur yang dapat ditempuh yakni jalur Majalengka, jalur Palutungan dan,jalur Linggarjati. Jalur Linggarjati ( 650 mdpl) merupakan yang paling terjal dan terberat, namun jalur ini merupakan favorit dilalui pendaki. Jalur ini memang dikenal lebih menantang buat para pendakiDesa Linggarjati terletak 14 km dari kota Kuningan. Dari pertigaan Linggarjati berjalan kaki menuju Museum Naskah Linggarjati tempat bersejarah dimana Bung Karno pernah menandatangani perjanjian Linggarjati dengan Belanda. Sementara pos perijinan pendakian terletak tidak terlalu jauh dari museum.
Mendaki Gunung Ciremai
Sebelum memulai pendakian ada baiknya pendaki menyiapkan bekal terutama air, karena susah sekali memperoleh air selama di perjalanan. Jalur menuju puncak sangat jelas dan banyak tanda-tanda penunjuk jalan, sehingga pendaki pemulapun akan mudah .Dari pos pendakian, perjalanan akan melintasi jalanan beraspal memasuki kawasan hutan Pinus dan persawahan hingga Pos Mata Air Cibeunar (750 mdpl). Cibeunar merupakan area camp yang cukup aman buat bermalam, karena terdapat sumber air yang cukup melimpah, yang tidak akan ditemui lagi sepanjang perjalanan sampai di puncak. Selepas Cibeunar perjalanan akan melewati perkebunan penduduk hingga memasuki Leuweng Datar (1.200 mdpl).
Dari Leuweng Datar pendaki akan melewati pos sebagai tempat istirahat yakni Sigedang dan Pos Kondang Amis . 2 jam berikutnya pendaki akan sampai di Pos Kuburan Kuda (1.380 mdpl). Kuburan Kuda merupakan tanah datar yang cukup luas dan cukup teduh sebagai tempat perkemahan. Daerah ini dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Setelah Kuburan Kuda, pendaki akan melewati beberapa tempat keramat lagi seperti Ceblokan, Pengalas.
Jalanan akan membesar ketika melewati Tanjakan Bin-Bin dan semakin menanjak lagi ketika melewati Tanjakan Seruni (1.750 mdpl). Jalur ini adalah yang terberat dan melelahkan dibanding yang lainnya. Bahkan pendaki akan menemui jalan setapak yang terputus dan setengah memanjat, dan memaksanya berpegangan akar pepohonan untuk mencapai pos selanjutnya.
Kemudian akan sampai di Tanjakan Bapatere (1.950 mdpl) dengan jalur tetap menanjak nyaris tanpa bonus sampai di Batu Lingga (2.250 mdpl). Waktu yang diperlukan adalah sekitar 1 jam lebih. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu kejadian yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.
Batu Lingga merupakan pos peristirahatan yang berupa tanah datar dan terdapat sebuah batu berukuran besar. Di tengah perjalanan pendaki akan menemui dua pos peristirahatan lagi yakni Kiara Baton dan Sangga Buana. Kemuidian pendaki baru akan memasuki batas vegetasi. Perjalanan berlanjut 2 jam berikutnya sampai di Pos Pangasinan (2.750 mdpl).
Pangasinan merupakan pos terakhir. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Dari daerah yang cukup terbuka ini, pendaki dapat menyaksikan bibir kawah yang cukup menakjubkan. Diperlukan waktu satu jam dengan melewati bebatuan cadas dan medan yang tetap menanjak, bahkan harus setengah merayap, untuk sampai di puncak.
Summit Attack Ciremai
Untuk menggapai puncak tertinggi Gunung Ciremai (3.078 mdpl), pendaki lebih dahulu melewati puncak tertinggi kedua – Sunan Mataram (3.058 mdpl) ditandai batu trianggulasi. Dari Tranggulasi Sunan Mataram, untuk mencapai puncak tertinggi Ciremai, pendaki harus mengelilingi kawah hingga bertemu dengan Trianggulasi lagi yang sudah roboh yang biasa dinamai Sunan Cirebon, itulah puncak tertinggi Gunung Ciremai.
Akomodasi dan Perijinan
Seluruh aktifitas pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai wajib mengurus Surat Ijin Masuk Lokasi (SIMAKSI) di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Kuningan. Para pendaki wajib juga menyiapkan fotocopi identitas diri (KTP), mengisi formulir pendakian, membayar tiket masuk lokasi dan asuransi pada masing-masing pintu masuk jalur pendakian. Selain itu pendaki wajib mengerti manejemen pendakian agar pendakian berjalan sesuai rencana.Minggu, 10 Juni 2012
Langkah-Langkah menjaga Alam Kita
Langkah-langkah untuk Menjaga Alam Sekitar
Alam
sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, tidak
mengira bangsa, agama dan negara. Alam sekitar ini termasuklah
kawasan-kawasan tumbuhan hijau, udara dan air seperti sungai dan laut.
Alam sekitar masa kini semakin tercemar kerana terdapat pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab telah melakukan pencemaran seperti pembuangan
sampah di sungai-sungai, penggunaan baja-baja kimia dan pelbagai lagi.
Alam sekitar seharusnya dijaga kerana alam sekitar bukan hanya digunakan
pada masa sekarang tetapi akan digunakan sehingga beratus-ratus tahun
lagi. Oleh iu, untuk mengembalikan kesegaran alam sekitar beberapa
langkah menjaga alam sekitar perlulah diambil.
Langkah-langkah
yang boleh diambil adalah melalui pendedahan media massa. Media massa
ini termasuklah televisyen, radio, telefon bimbit, komputer dan surat khabar
. Pada hari ini, media massa memainkan peranan penting dalam membentuk
cara pemikiran semua pengguna. Media massa kini perlulah lebih banyak
memberi maklumat tentang isu-isu pencemaran alam sekitar, terutamanya
dalam siaran-siaran di televisyen. Hal ini kerana televisyen adalah satu
media elektronik yang hampir dimiliki oleh setiap keluarga atau
individu di setiap pelusuk dunia. Hal ini sedemikian kerana setiap
manusia atau individu perlu mengetahui tentang keadaan alam sekitar yang
semakin tercemar dan perkara yang sepatutnya dilakukan oleh mereka
untuk menjaga alam sekitar. Surat khabar dan majalah pula adalah media
yang banyak mendedahkan tentang isu pencemaran alam sekitar. Pihak-pihak
berwajib sepatutnya perlu mendedahkan isu-isu pencemaran ini dengan
lebih luas di jaringan-jaringan internet kerana masyarakat kini lebih
banyak menggunakan media tersebut berbanding media-media lain.
Selain
itu, langkah untuk menjaga alam sekitar ialah melalui kempen alam
sekitar. Antara kempen-kempen yang boleh dilakukan ialah kempen
cintailah sungai kita, kempen kitar semula, sahabat alam dan
sebagainya.Dalam kempen-kempen ini masyarakat akan didedahkan tentang
pentingnya menjaga alam sekitar dan cara-cara menjaga alam sekitar
seperti menguruskan sisa pembuangan supaya kurang memberi pencemaran
kepada alam sekitar. Kempen kitar semula pula dapat menggalakkan
pengguna supaya mengitar semula bahan-bahan yang boleh dikitar semula.
Dengan itu, masyarakat akan dapat berjimat-cermat dan dapat megurangkan
pencemaran alam sekitar. Dalam kempen alam sekitar ini juga,
aktiviti-aktiviti seperti penanaman pokok-pokok bunga dan membersihkan
kawasan-kawasan yang kotor boleh dijalankan. Penanaman pokok bunga bukan
sahaja dapat mencantikkan alam sekitar tetapi dapat mengembalikan
semula kehijauan sesuatu tempat serta dapat membuktikan betapa
pentingnya hidupan hijau di bumi ini.
Langkah
ketiga bagi mengatasi pencemaran alam sekitar pula ialah melalui
organisasi-organisasi seperti sekolah, balai rakyat, kelab remaja dan
juga syarikat-syarikat tertentu. Pendidikan alam sekitar mula
diperkenalkan secara formal pada peringkat rendah dalam pelajaran Alam
dan Manusia. Pada peringkat menengah khususnya dalam pelajaran sains
seperti Biologi dan di peringkat pengajian tinggi melalui kursus Sains
Alam Sekitar dan Biologi Persekitaran. Guru-guru sekolah haruslah
bersikap prihatin terhadap alam sekitar dan bersifat cintakan alam
sekitar. Hal ini penting supaya setiap guru dapat menanamkan perasaan
cinta alam sekitar kepada pelajar-pelajar melalui pendidikan moral di
sekolah. Pertandingan kelas terbersih di antara kelas juga perlu
dijalankan agar perasaan tanggungjawab terhadap alam sekitar dalam diri
pelajar dapat disemai. Di peringkat tinggi, pelajar didedahkan dengan
proses kitaran alam sekitar dan cara alam sekitar berinteraksi dan
hubungannya dengan hidupan lain di bumi ini. Dengan itu, sikap sayangkan
alam sekitar akan dapat dipupuk dalam diri pelajar .
Langkah
seterusnya ialah melalui penggunaan teknologi moden. Penggunaan
teknologi moden untuk mengurangkan pencemaran alam sekitar adalah amat
penting. Penggunaan teknologi moden dapat mengawal dan mengurangkan
pencemaran dengan lebih cepat dan efektif. Dengan adanya teknologi
moden, tumpahan minyak di lautan adalah lebih mudah dibersihkan tanpa
meninggalkan sisa tumpahan minyak. Selain itu, dengan menggunakan
teknologi moden kita dapat menjalankan aktiviti kitar semula bahan-bahan
buangan dan sisa-sisa pepejal seperti surat khabar, majalah lama, kain
dan bahan-bahan plastik. Hal ini sudah tentu akan dapat mengurangkan
pencemaran yang disebabkan oleh pengurusan sisa pepejal yang tidak
sempurna. Penggunaan teknologi moden seperti penapis udara yang dipasang
pada ekzos kenderaan dan cerobong asap kilang-kilang perindustrian
telah dapat mengurangkan kadar gas karbon monoksida yang dilepaskan. Hal
ini akan dapat mengurangkan kadar pencemaran udara di sekeliling.
Kesimpulannya,
pencemaran alam sekitar semakin hari semakin meningkat mengikut
pertambahan bilangan pengguna. Saya berharap setiap individu dapat
mengambil pengajaran tentang betapa pentingnya menjaga alam sekitar agar
alam sekitar yang semakin tercemar ini dapat dipulihkan semula dan
dapat dijaga dengan lebih baik pada masa hadapan. Pihak kerajaan dan
badan-badan bukan kerajaan yang berkaitan haruslah memainkan peranan
penting dalam memulihkan dan memelihara alam sekitar. Sebagai golongan
yang berkuasa mereka pasti dapat menjaga dan mengawal alam sekitar
daripada terus tercemar.
Langganan:
Postingan (Atom)